Minggu, 03 April 2016

Pengertian konjungsi dan contohnya



NAMA  : SELLA YULIANTI
KELAS : 4B
NPM      : 146210841
TUGAS  : 5
DOSEN  : Ermawati S.,S.Pd.,M.A

PENGERTIAN  KONJUNGSI
Konjungsi adalah suatu kata tugas atau kata penghubung yang berfungsi untuk menghubungkan dua buah klausa, kalimat, paragraf atau lebih. Dalam bahasa Indonesia ada beberapa macam konjungsi yang dapat ditemukan, antara lain: Konjungsi antar klausa, antar kalimat, dan konjungs antar paragraf.
 
A. Konjungsi subordinatif
Konjungsi ini menghubungkan dua buah klausa yang memiliki hubungan sintaksis yang tidak sama (bertingkat).
Macam-macam konjungsi subordinatif:
…..sebelum…
jika…., maka….
…agar….
Meskipun/bagaimanapun….. , …..
dan lain-lain.
Contoh:
Meskipun dia sangat nakal, bagaimanapun juga orang tuanya tetap menyayanginya.

B. Konjungsi koordnatif
Konjungsi ini sama seperti korelatif yaitu menghubungkan dua buah klausa yang sejajar, tetapi konjungsi ini hanya terjadi pada klausa-klausa yang sederhana.
Macam-macam konjungsi koordinatif
…. dan …
… tetapi …
… atau …
Contoh:
Andi membeli buku dan baju di toko itu.

C. Konjungsi antar kalimat
Konjungsi antar kalimat adalah kata hubung yang menghubungkan antara satu kalimat dengan kalimat yang lain sehingga kalimat menjadi logis.

Macam-macam konjungsi antar kalimat:

Menyatakan konsekuensi/akibat:
Dengan demikian, akibatnya, konsekuensinya.

·         Menyatakan kesediaan untuk melakukan sesuatu:
Biarpun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, Meskipun demikian/begitu

·         Menyatakan suatu kebalikan dari pernyataan sebelumnya:
Sebaliknya, berbeda dengan

·         Menyatakan peristiwa, atau keadaan lain di luar hal yang telah dinyatakan sebelumnya:
Kemudian, sesudah/setelah itu, selanjutnya

·         Menyatakan keadaan yang sebenarnya terjadi:
Bahwasanya, sebenarnya , sesungguhnya

·         Menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya:
Bahkan, Tak hanya itu, malahan

·         Mempertentangkan keadaan sebelumnya:
Sayangnya, Akan tetapi, namun, kecuali

Oleh karena konjungsi ini merupakan penghubung antar kalimat, maka konjungsi-konjungsi tersebut diawali dengan huruf kapital.
Contoh:
Andi suka sekali menolong orang banyak. Akibatnya dia menjadi popular di kalangan wanita.

D. Konjungsi antar paragraf
Konjungsi antar paragraf adalah kata-kata penghubung yang menghubungkan antar paragraf. Konjungsi ini berguna untuk menjadikan suatu paragraf unity, koheren, dan sistematis.
Macam-macam konjungsi antar paragraf:
Terlebih lagi
Disamping…..
Tak hanya sebagai …
Oleh karena itu…
Berdasarkan …
bakan oleh manusia.

Rabu, 23 Maret 2016

S P O KET PEL


Nama                     : Sella yulianti
Mata kuliah            : Sintaksis
Npm                       : 146210841
Kelas                     : 4B

A. Subjek

Subjek atau pokok kalimat merupakan unsur utama kalimat. Subjek menentukan kejelasan makna kalimat. Penempatan subjek yang tidak tepat, dapat mengaburkan makna kalimat. Keberadaan subjek dalam kalimat berfungsi: (1) membentuk kalimat dasar, kalimat luas, kalimat tunggal, kalimat majemuk, (2) memperjelas makna, (3) menjadi pokok pikiran, (4) menegaskan makna, (5) memperjelas pikiran ungkapan, dan (6) membentuk kesatuan pikiran.

Ciri-ciri subjek:
1. jawaban apa atau siapa
2. didahului kata bahwa
3. berupa kata atau frasa benda (nomina)
4. disertai dengan kata ini atau itu
5. disertai pewatas yang
6. kata sifat didahului kata si atau sang: si cantik, si hitam, sang perkasa
7. tidak didahului preposisi: di, dalam, pada, kepada, bagi, untuk, dari, menurut, berdasarkan, dan lain-lain.
8. tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, tetapi dapat dengan kata bukan.

B. Predikat

Seperti halnya dengan subjek, predikat kalimat kebanyakan muncul secara eksplisit. Keberadaan predikat dalam kalimat berfungsi: (1) membentuk kalimat dasar, kalimat tunggal, kalimat luas, kalimat majemuk, (2) menjadi unsur penjelas, yaitu memperjelas pikiran atau gagasan yang diungkapkan dan menentukan kejelasan makna kalimat, (3) menegaskan makna, (4) membentuk kesatuan pikiran, dan (5) sebagai sebutan.

Ciri-ciri predikat:
1. jawaban mengapa, bagaimana
2. dapat diingkarkan dengan tidak atau bukan
3. dapat didahului keterangan aspek: akan, seudah, sedang, selalu, hampir
4. dapat didahului keterangan modalitas: sebaiknya, seharusnya, seyogyanya, mesti, selayaknya, dan lain-lain
5. tidak didahului kata yang, jika didahului yang predikat berubah fungsi menjadi perluasan subjek
6. didahului kata adalah, ialah, yaitu, yakni
7. predikat dapat berupa kata benda, kata kerja, kata sifatm atau bilangan.

C. Objek

Subjek dan predikat cenderung muncul secara eksplisit dalam kalimat, namun objek tidaklah demikian halnya. Kehadiran objek dalam kalimat bergantung pada jenis predikat kalimat serta ciri khas objek itu sendiri. Predikat kalimat yang berstatus transitif mempunyai objek. Biasanya, predikat ini berupa kata kerja berkonfiks me-kan, atau me-i, misalnya: mengembalikan, mengumpulkan; me-i, misalnya: mengambili, melempari, mendekati. Dalam kalimat, objek berfungsi: (1) membentuk kalimat dasar pada kalimat berpredikat transitif, (2) memperjelas makna kalimat, dan (3) membentuk kesatuan atau kelengkapan pikiran.

Ciri-ciri objek:
1. berupa kata benda
2. tidak didahului kata depan
3. mengikuti secara langsung di belakang predikat transitif
4. jawaban apa atau siapa yang terletak di belakang predikat transitif
5. dapat menduduki fungsi subjek apabila kalimat itu dipasifkan.

D. Keterangan

Keterangan kalimat berfungsi memperjelas atau melengkapi informasi pesan-pesan kalimat. Tanpa keterangan, informasi menjadi tidak jelas. Hal ini dapat dirasakan kehadirannya terutama dalam surat undangan, laporan penelitian, dan informasi yang terkait dengan tempat, waktu, sebab, dan lain-lain.

Ciri-ciri keterangan:
1. bukan unsur utama kalimat, tetapi kalimat tanpa keterangan, pesan menjadi tidak jelas, dan tidak lengkap.
2. tempat tidak terikat posisi, pada awal, tengah, atau akhir kalimat
3. dapat berupa: keterangan waktu, tujuan, tempat, sebab, akibat, syarat, cara, posesif (posesif ditrandai kata meskipun, walaupun, atau biarpun), dan pengganti nomina (menggunakan kata bahwa).

Sumber: Widjono Hs. 2007. Bahasa Indonesia (Edisi Revisi). Jakarta: Grasindo

a. Subjek (S) 

Subjek adalah unsur kalimat yang menunjukkan pelaku. Subjek menentukan kejelasan makna kalimat. Penempatan subjek yang tidak tepat, dapat mengaburkan makna kalimat.

Ciri-ciri subjek:
1. jawaban apa atau siapa
2. didahului kata bahwa
3. berupa kata atau frasa benda (nomina)
4. disertai dengan kata ini atau itu
5. disertai pewatas yang
6. kata sifat didahului kata si atau sang: si cantik, si hitam, sang perkasa
7. tidak didahului preposisi: di, dalam, pada, kepada, bagi, untuk, dari, menurut, berdasarkan, dan lain-lain.
8. tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, tetapi dapat dengan kata bukan.

b. Predikat (P) 

Predikat adalah bagian kalimat yang memberitahu subjek melakukan apa atau subjek dalam keadaan bagaimana. Predikat dapat berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau ajektiva, tetapi Ciri-ciri predikat:
1. jawaban mengapa, bagaimana
2. dapat diingkarkan dengan tidak atau bukan
3. dapat didahului keterangan aspek: akan, seudah, sedang, selalu, hampir
4. dapat didahului keterangan modalitas: sebaiknya, seharusnya, seyogyanya, mesti, selayaknya, dan lain-lain
5. tidak didahului kata yang, jika didahului yang predikat berubah fungsi menjadi perluasan subjek
6. didahului kata adalah, ialah, yaitu, yakni
7. predikat dapat berupa kata benda, kata kerja, kata sifatm atau bilangan.

c. Objek (O) 

Objek bukan unsur wajib dalam kalimat. Keberadaanya umumnya terletak setelah predikat yang berkatagori verbal transitif. Objek pada kalimat aktif akan berubah menjadi subjek jika kalimatnya dipasifkan.

Ciri-ciri objek:
1. berupa kata benda
2. tidak didahului kata depan
3. mengikuti secara langsung di belakang predikat transitif
4. jawaban apa atau siapa yang terletak di belakang predikat transitif
5. dapat menduduki fungsi subjek apabila kalimat itu dipasifkan.

d. Pelengkap (Pel) 

Pelengkap adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat. Letaknya umumnya di belakang predikat. Antara Obyek dan Pelengkap terdapat perbedaan. Perbedaan pelengkap dengan objek adalah ketidakmampuannya menjadi subjek jika kalimatnya yang semula aktif dijadikan pasif.

Ciri-ciri Pelengkap :
1. Tidak bisa menjadi subjek jika dipasifkan
2.. Berada langsung dibelakang predikat jika unsur objek tidak ada, dan dibelakang objek jika objek ada
3. Predikatnya berawalan ber-

e. Keterangan (K) 

Keterangan kalimat berfungsi memperjelas atau melengkapi informasi pesan-pesan kalimat. Berbeda dengan O dan PEL. yang pada kalimat selalu terletak dibelakang P, unsur yang berfungsi sebagai keterangan (K) bisa terletak di mana saja.

Ciri-ciri keterangan:
1. bukan unsur utama kalimat, tetapi kalimat tanpa keterangan, pesan menjadi tidak jelas, dan tidak lengkap.
2. tempat tidak terikat posisi, pada awal, tengah, atau akhir kalimat
3. dapat berupa: keterangan waktu, tujuan, tempat, sebab, akibat, syarat, cara, posesif (posesif ditrandai kata meskipun, walaupun, atau biarpun), dan pengganti nomina (menggunakan kata bahwa).

Pola Kalimat Dasar
 


Dalam tata bahasa Indonesia, kalimat memiliki pola-pola dasar yang terdiri dari unsur-unsur pembentuk kalimat. Pola kalimat yang paling dasar adalah S-P, meskipun ada yang hanya berpola P. Sedangkan pola yang umum kita jumpai dan kita gunakan adalah S-P-O-K dan yang paling kompleks adalah kalimat berpola S-P-O-Pel-K. Berikut ini adalah pola-pola dasar pada kalimat

1. S-P : Adik menangis
2. S-P-O : Rezah membaca buku
3. S-P-Pel : Rezah berlatih karate
4. S-P-K : Saya tinggal di Jakarta.
5. S-P-O-Pel : Kakak memberikan adik hadiah
6. S-P-O-K : Ibu memasak nasi di dapur
7. S-P-O-Pel-K : Rezah mengajarkan adik matematika di rumah









Minggu, 13 Maret 2016

ANALISIS SINTAKSIS

TUGAS II SINTAKSIS

NAMA   :   SELLA YULIANTI
NPM       :  146210841
KELAS   : 4B



Analisis frasa nominal, frasa verbal, frasa ajektiva, frasa numeralia, frasa adverbia , dan frasa preposisional dalam bungkus Indomie Goreng Keriting.

1.Mi Keriting (Frasa nominal)
Frasa di atas merupakan frasa nominal karena frasa nominal adalah frasa yang unsur pusat atau unsur intinya merupakan nomina.Kata mi berdistribusi sebagai unsur pusat atau inti, sedangkan keriting yang merupakan ajektiva sebagai atribut.

2. Mi Instan (Frasa nominal)
Frasa di atas merupakan frasa nominal karena frasa nominal adalah frasa yang unsur pusat atau unsur intinya merupakan nomina.Kata mi berdistribusi sebagai unsur pusat atau inti, sedangkan instan yang merupakan ajektiva sebagai atribut.

3. Sayuran Kering (Frasa nominal)
Frasa di atas merupakan frasa nominal karena frasa nominal adalah frasa yang unsur pusat atau unsur intinya merupakan nomina.Kata sayuran berdistribusi sebagai unsur pusat atau inti, sedangkan kering yang merupakan ajektiva sebagai atribut.

4. Berat Bersih(Frasa ajektiva)
Frasa di atas termasuk frasa ajektiva karena kata berat merupakan ajektiva dan bersih juga merupakan ajektiva.kata berat berdistribusi sebagai unsur pusat dan kata bersih berdistribusi sebagai atribut.

5. Energi Total (Frasa Nomina)
Frasa di atas merupakan frasa nominal karena frasa nominal adalah frasa yang unsur pusat atau unsur intinya merupakan nomina.Kata Energi berdistribusi sebagai unsur pusat atau inti, sedangkan Total yang merupakan ajektiva sebagai atribut.

      6. Sukses Makmur (Frasa ajektiva)
Frasa di atas merupakan frasa ajektiva berpola D-M. Kata sukses merupakan ajektiva berdistribusi sebagai unsur pusat dan kata makmur berdistribusi sebagai atribut.

      7. Dari lemak (Frasa preposisional)
Frasa di atas termasuk frasa preposisional unsur inti dalam frasa preposisional sebenarnya bukan preposisi frasa melainkan frasa nomina yang menyertai preposisi.Berdasarkan frasa di atas preposisi dari merupakan kata depan sebagai penanda diikuti kata lemak sebagai aksisnya.

      8. Nilai Gizi (Frasa nomina)
Frasa di atas merupakan frasa nominal karena frasa nominal adalah frasa yang unsur pusat atau unsur intinya merupakan nomina.Kata nilai berdistribusi sebagai unsur pusat atau inti, sedangkan gizi yang merupakan ajektiva sebagai atribut.

      9. Lemak Total (Frasa nominal)
Frasa di atas merupakan frasa nominal karena frasa nominal adalah frasa yang unsur pusat atau unsur intinya merupakan nomina.Kata lemak  berdistribusi sebagai unsur pusat atau inti, sedangkan Total yang merupakan ajektiva sebagai atribut.

      10. Lemak Jenuh (Frasa Nominal)
Frasa di atas merupakan frasa nominal karena frasa nominal adalah frasa yang unsur pusat atau unsur intinya merupakan nomina.Kata lemak berdistribusi sebagai unsur pusat atau inti, sedangkan jenuh yang merupakan ajektiva sebagai atribut.

      11. Karbohidrat Total (Frasa nominal)
Frasa di atas termasuk frasa nominal karena kata karbohidrat yang merupakan unsur pusat atau inti dan kata total bedistribusi sebagai atribut.

      12. Serat Pangan (frasa nominal)
Frasa di atas meupakan frasa nominal yang koordinatif , karena kata serat merupakan nomina berdistribusi sebagai unsur pusat atau inti dan pangan yang berdistribusi sebagai atribut.

      13. Asam Folat (Frasa ajektiva)
      Frasa di atas berpola D-M dan termasuk frasa ajektiva karena kata asam berdistribusi sebagai unsur pusat sedangkan total merupakan atribut.     

      14. Asam Pentotenat (Frasa ajektiva)
Frasa di atas termasuk frasa ajektiva , karena kata asam merupakan ajektiva berdistribusi sebagai unsur pusat dan diikuti kata pentotenat yang merupakan ajektiva sebagai atribut.

      15. Zat besi (Frasa Nominal)
Frasa di atas termasuk frasa nominal.kata zat  merupakan nomina berdistribusi sebagai unsur pusat dan kata besi sebagai atribut.

      16. Bahan pelengkap (frasa nominal)
Frasa di atas termasuk frasa nominal,kata bahan tergolong nominal karena itu bahan berdistribusi sebagai unsur pusat atau inti dan kata pelengkap sebagai atribut.

      17. Air mendidih (Frasa Nominal)
Frasa  di atas merupakan frasa nominal karena kata air berdistribusi sebagai unsur pusat atau inti sedangkan kata mendidih sebagai atribut.

18. Ke dalam piring (frasa preposisional)
Frasa diatas termasuk frasa preposisi unsur inti dalam frasa preposisi ,sebenarnya bukan preposisi frsa,melainkan frasa nomina yang menyertai preposisi berdasarkan frasa diatas preposisi dalam merupakan kata depan sebagai penanda diikuti oleh kata piring sebagai aksisnya.

19. Tepung Terigu (frasa nominal)
Termasuk frasa nominal ,kata tepung merupakan unsur pusat atau inti.Sedangkan kata terigu sebagai atribut.

20. Minyak nabati (frasa nominal)
Termasuk frasa nominal kata minyak merupakan unsur pusat .Sedangkan nabati sebagai atribut.


analisis klausa dari surah At-Takatsur



Nama              : Sella Yulianti
Npm               : 146210841
kelas               : 4B
Nama Dosen   : Ermawati S.,S.Pd.,M.A
Tugas              : 4

Analisis klausa berdasarkan fungsi, kategori dan peran dalam al-qur’an surah At-Takatsur
1.      Klausa berpola Ket-P-S
(1)   Bermegah-megah telah melalaikan kamu.
Berdasarkan unsur klausa tersebut kata bermegah-megahan menduduki fungsi sebagai KET, telah melalaikan menduduki fungsi P, dan kamu menduduki fungsi S. Berdasarkan kategori kata bermegah-megahan berkategori sebagai FV, telah melalaikan berkategori FV, dan kamu berkategori N. Berdasarkan peranya, kata bermegah-megahan berperan sebagai keadaan, telah melalaikan berperan sebagai perbuatan dan kamu berperan sebagai pelaku. Jadi, klausa di atas termasuk klausa adjektiva.

2.      Klausa berpola S-P-O
(2)   Sampai kamu masuk kedalam kubur
Berdasarkan unsur klausa tersebut kata sampai kamu  menduduki fungsi sebagai S, masuk  menduduki fungsi P, dan kedalam kubur menduduki fungsi O. Berdasarkan kategori kata sampai kamu berkategori sebagai N, kedalam kubur berkategori V, dan kedalam kubur berkategori FN. Berdasarkan peranya, kata sampai kamu berperan sebagai pelaku, masuk berperan sebagai perbuatan dan kedalam kubur berperan sebagai tempat. Jadi, klausa di atas termasuk klausa verba.

3.      Klausa berpola Ket-S-P
(3)   Sekali-kali tidak ! kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatan itu)
Berdasarkan unsur klausa tersebut kata sekali-kali tidak! menduduki fungsi sebagai KET, kelak kamu menduduki fungsi S, dan akan mengetahaui(akibat perbuatanmu itu) menduduki fungsi P. Berdasarkan kategori kata sekali-kali tidak! berkategori sebagai Negasi Numeralia, kelak kamu berkategori FN, dan akan mengetahui(akibat perbutanmu itu) berkategori Fadj. Berdasarkan peranya, kata sekali-kali tidak! berperan sebagai Frekuensi, kelak kamu berperan sebagai pelaku dan akan mengetahui(akibat perbuatanmu itu) berperan sebagai penerima. Jadi, klausa di atas termasuk klausa verba.


4.      Klausa berpola Lengkap Konjungsi antarkalimat-Ket-S-P
(4)   Kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui
Berdasarkan unsur klausa tersebut kata kemudian tidak menduduki fungsi, sekali-kali tidak! Menduduki fungsi KET ,kelak kamu menduduki fungsi S, dan akan mengetahaui menduduki fungsi P. Berdasarkan kategori kata kemudian menduduki fungsi sebagai konjungsi, sekali-kali tidak! berkategori sebagai Negasi Numeralia, kelak kamu berkategori FN, dan akan mengetahui berkategori Fadj. Berdasarkan peranya, kata kemudian berperan sebagai konj.antarkalimat sekali-kali tidak! berperan sebagai Frekuensi, kelak kamu berperan sebagai pelaku dan akan mengetahui berperan sebagai proses. Jadi, klausa di atas termasuk klausa verba.


5.      Klausa larangan yang tidak diawali Konjungsi, berpola S-P
(5)   Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti
Berdasarkan unsur klausa tersebut kata sekali-kali tidak! menduduki fungsi sebagai KET, sekiranya kamu menduduki fungsi S, dan mengetahui dengan pasti menduduki fungsi P. Berdasarkan kategori kata sekali-kali tidak! berkategori sebagai Negasi Numeralia, sekiranya kamu berkategori FN, dan mengetahui dengan pasti berkategori Adj. Berdasarkan peranya, kata sekali-kali tidak! berperan sebagai Frekuensi, sekiranya kamu berperan sebagai pelaku dan mengetahui dengan pasti berperan sebagai proses. Jadi, klausa di atas termasuk klausa verba.

6.      Klausa berpola S-P-O
(6)   Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka jahim
Berdasarkan unsur klausa tersebut kata niscaya kamu menduduki fungsi sebagai S, benar-benar akan melihat menduduki fungsi P, dan neraka jahim menduduki fungsi O. Berdasarkan kategori kata niscaya kamu berkategori sebagai FN, benar-benar akan melihat berkategori FV, dan neraka jahim berkategori N. Berdasarkan peranya, kata niscaya kamu berperan sebagai pelaku, benar-benar akan melihat berperan sebagai perbuatan dan neraka jahim berperan sebagai tempat. Jadi, klausa di atas termasuk klausa verba.


7.      Klausa Klausa lengkap berpola konjungsi antarkalimat +S-P-O
(7)   Kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan kepalamu sendiri
 Berdasarkan unsur klausa tersebut kata kemudian tidak menduduki fungsi, kamu menduduki fungsi sebagai S, benar-benar akan melihatnya menduduki fungsi P, dan dengan kepalamu sendiri  menduduki fungsi O. Berdasarkan kategori kata kemudian berkategori sebagai Konjungsi, kamu berkategori S, dan benar-benar akan melihatnya berkategori sebagai FV. Berdasarkan peranya, kata kemudian  berperan sebagai Konj.antarkalimat, kamu berperan sebagai pelaku, benar-benar akan melihatnya berperan sebagai perbuatan dan dengan kepalamu sendiri berperan sebagai penerima. Jadi, klausa di atas termasuk klausa verba.

8.      Klausa lengkap berpola konjungsi antarkalimat +S-P-O-Ket
(8)   Kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari ini tentang kenikmatan( yang megah di dunia itu)
Berdasarkan unsur klausa tersebut kata kemudian tidak menduduki fungsi, kamu menduduki fungsi sebagai S, benar-benar akan ditanya menduduki fungsi P, pada hari itu  menduduki fungsi O dan tentang kenikmatan(yang megah di dunia itu) menduduki fungsi KET. Berdasarkan kategori kata kemudian berkategori sebagai Konjungsi, kamu berkategori N, dan benar-benar akan ditanya berkategori sebagai FV, pada hari itu berkategori sebagai N, dan tentang kenikmatan(yang megah di dunia itu) berkategori Fadj. Berdasarkan peranya, kata kemudian  berperan sebagai Konj.antarkalimat, kamu berperan sebagai pelaku, benar-benar akan ditanya berperan sebagai perbuatan, pada hari itu berperan sebagai Temporal dan tentang kenikmatan(yang megah di dunia itu) berperan sebagai akibat. Jadi, klausa di atas termasuk klausa verba.